Surabaya begitu terik kala itu. Tertanggal 26
Nopember 2013. Namun untungnya, pagi hari yang masih sejuk tersebut membuat
kita bergegas untuk berangkat menuju ke Pantai Camplong, Kabupaten Sumenep,
Madura. Karena ada amanah besar dari dikti
kepada kampus kami yang ditunjuk sebagai ketua pelaksana serangkaian lomba
Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN).
Aku sebagai perwakilan panitia. Dan kamu sebagai
tim penghibur alias suporter untuk tim dari jurusanmu. Sebuah waktu di mana
ternyata aku mengetahuimu, mengetahui di mana jurusan kita ternyata
bersebalahan. Kesan pertama yang menyebalkan untuk sebuah pertemuan pertama
denganmu. Cowok berwajah songong yang aku lihat malam itu.
“Benci aku mbek kon. Dadi arek kok njengkelno.”
Maaf ya pake bahasa jawa. Maklum udah jadi Wong Suraboyo bro. Hehe. Ini nih
artinya, buat kalian yang nggak tahu, “Benci aku sama kamu. Jadi anak kok
menjengkelkan.”
Adu mulut nggak jelas yang terlontar di antara
kita hingga larut malam membuatku lupa bahwa besok haruslah kembali ke lapangan
menjadi asisten juri KKCTBN. Sampai akhirnya, teringat waktu telah malam ketika
seniorku dan dia meminjam charger kodok milikku yang berada di kamar
penginapan. Akhirnya aku pun bergegas untuk merehatkan diri hingga hari esok.
❤❤❤❤❤
Ternyata Tuhan berkehendak lain. Akhir Desember,
kita dipertemukan lagi di sebuah kepanitiaan yang diadakan oleh BEM Fakultas
kami, Pelayaran Iptek namanya. Aku yang anggota BEM dengan kamu yang memang
independent dipilih untuk membantu proker kami bertugas di bagian keuangan. Aku
sebagai bendahara dua dan kamu sebagai koordinator sie dana membuat hubungan
kita semakin dekat. Membuatku lupa bahwa satu bulan yang lalu ku mempunyai
pikiran yang jelek kepadamu.
Seorang lelaki yang ternyata asyik diajak ngobrol sampai bahkan
dijadikan teman curhat pun. Cowok yang sangat humoris dan mampu mengayomi
teman-temannya terutama teman perempuannya. Gimana nggak diayomi dan dilindungi
coba?? Lha wong, ceweknya satu banding sepuluh dari jumlah cowonya.
*Back to story* Berhari-hari ku bersama. Entah apa
yang membuatmu lebih memilih aku yang bendahara kedua dibandingkan bendahara
pertama sebagai teman jalan-jalan untuk mengurus segala keperluan financial
acara tersebut. Mungkin aku lebih luwes kali ya orangnya. Hehe. PD kelas dewa
ini.
*Back to story again* sifat aslimu yang begitu
membuatku merasa nyaman di dekatmu. Entah apa juga yang aku rasakan dalam hati.
Cuman kata ‘nyaman’ yang aku temukan saat ini berkeliaran di otakku. Hingga akhirnya
suatu malam, kita berada di Zangrandi Ice Cream untuk membahas kondisi keuangan
awalnya. Tetapi berujung ke perkenalan masing-masing dari kita. Memperdalam chemistry
yang mungkin pantas terlontarkan pada kejadian itu.
“Sebenarnya aku ada something bang ke kamu. Cuman
aku nggak pengen terlalu dalam atau bahkan mungkin memperdalamnya.” Kataku ketika
perjalanan pulang.
“Something apa nih? Ciyee...”
Gubrak. Entah apa yang ada di benakmu. Mungkin pikiran
yang selalu muncul akhir-akhir bahwa aku yang menembakmu. Tetapi aku sama
sekali tak membenarkan itu. Aku tetap bersikukuh dengan pendapatku. Only express
my feelings. Jadi nggak sama menurutku antara nembak sama ngungkapin perasaan. Kalau
nembak kan butuh jawaban dengan harapan ada kata “Ya” yang terlontar dari mulut
lawan jenisnya. Sedangkan aku? Aku tak butuh jawaban untuk itu, karena memang
aku nggak pengen menjalin hubungan di kala itu. Dan mengungkapkannya, aku rasa
sudah cukup membuatku lega.
“Ya, pookoknya something. Cuman aku masih ragu,
ini beneran atau kaga. Lagipula kalo beneran pun. aku nggak pengen ada ikatan
apa-apa kok. Berteman atau bahkan jadi adikmu saja sudah cukup bagiku.”
“Lohh kenapa?” Tanyamu keheranan yang mungkin
juga sebenarnya sudah ada something juga ke aku. *PD lagi nih yee...*
“Pengen fokus kuliah akunya bang. Biar cepet
lulus dan nunggu lamaran darimu. Eh..”
“Hahaha...” tawa lepas terlontarkan dari mulut
kita berdua kala itu.
Lagi-lagi cekcok sering terjadi di antara. Tapi ku
tak peduli. Dan kau pun kelihatan tak peduli. Karena memang kita sama-sama merasakan
kenyamanan satu sama lain. Sampai saat di mana tanggal 23 Januari 2014 berjalan,
tanggal di mana kita mengabadikan moment sebagai hari jadi kita. Hari di mana
kamu yang mau berangkat ke Jogja dan aku pulang kampung ke Mojokerto. Melalui pesan
singkat ku mengatakan, “Nanti bakal tak kenalin ke ortuku deh kamunya.” Dan terbalas
darimu, “Ngapain? Mau aku buat ngelamar kamu? Haha.”
❤❤❤❤❤
Sekarang, setahun lebih sudah ku menjalin hubungan
denganmu. Canda tawa, suka duka, susah senang ku habiskan bersamamu. Banyak sekali
cerita kita di setahun ini. Mulai dari berdagang bareng, kerja freelance bareng
sebagai penulis copywriting karena kebutuhan yang mendesak. Sampai menghabiskan
uang satu setengah juta dalam waktu seminggu pun kita pernah lakukan
bareng-bareng.
Makasih buat kamu yang selalu ada di saat ku membutuhkanmu. Menjadi makhluk yang sangat lembut untuk selalu bersedia sebagai penghibur lara ketika ku jatuh dan kecewa dengan keadaan sekitar. Makasih sudah menjadi makhluk yang keras ketika membimbingku sehingga bisa menjadi lebih mandiri dari sebelumnya. Makasih Tera Asysyifaa. Hanya tulisan ini yang kupersembahkan kepadamu sebagai hadiah ulang tahunmu 23 April nanti.
0 comments:
Post a Comment